Masih jelas sekali kenangan dulu, kelas 5 SD, saya
pernah menampar seorang teman lelaki, karena dia bercanda dengan cara
menghalang2i jalan saya ketika hendak pulang ke rumah. Singkatnya, dari dulu
saya memang agak sensitif dengan lelaki2 sampah yang suka genit ke cewek-cewek,
lelaki yang tidak menghargai dan menghormati wanita sedikitpun.
Hingga saya beranjak dewasa, saya sangat sensitif
dan marah jika mendengar kasus wanita dibunuh, dianiaya, dilecehkan, atau
diselingkuhi.
Bagi saya, lelaki sampah macam ini tidak layak untuk
menginjak dunia yang dari maha Pencipta saja, sudah diperintahkan untuk
memuliakan, meghargai dan menghormati kaum hawa, terbukti dari dijaminnya surga
untuk 4 wanita (Khadijah, Fatimah, Asiah, Maryam).
Mari mempersempit pembahasan ini dengan contoh kecil
saja.
Beberapa hari yang lalu saya mem post tentang suatu
hal berbau against seseorang yang saya
tahu betul kerjaannya hanyalah merayu wanita, seolah dimana dia berpijak disitu
dilemparkannya rayuan2 basi dan sampah yang kemudian melahirkan banyak korban
wanita
Lalu mengapa saya harus berkoar?
Karena masalah ini bukan tentang dirinya, karena
haduh bagaimana ya, kalo urusan dia mah terlampau tidak penting untuk saya, sampah-sampah
yang berserakan di jalanan juga masih jauh lebih layak untuk diperhatikan
daripada sekedar dirinya, tetapi alasannya adalah karena dia telah menggambarkan
dan menunjukkan pada dunia bahwa wanita layak untuk dibodohi dan ditipu, dimabukkan
dengan sejuta puisi-puisi palsu yang tinggal di ctr A+CtrlC+ send to all, seolah wanita hanyalah makhluk bodoh yang
hilang akalnya hanya atas nama cinta, seolah wanita sangat mudah ditinggalkan
seenaknya, dipermainkan sesuka hati.
Sedangkan saya tidak terima wanita diinjak injak harga dirinya, siapa yang memberinya hak untuk melakukan itu? memangnya dia siapa? Sedangkan ayah sang wanita, yang memberi putrinya makan setiap hari bahkan tak rela putrinya jatuh hanya karena bermain sepeda.
Sayangnya,
Dia lupa kalau dia bukan hanya sedang menyakiti
banyak wanita, tetapi dia juga tidak menghormati dan menghargai wanita sebagai
seorang manusia yang juga punya perasaan sama seperti dirinya, sama seperti
saudara perempuannya, dan.. sama seperti ibunya. Tak diingatnya bahwa ketika
melakukan kebaikan, maka kebaikan itu akan datang untuk diri kita sendiri, dan sebaliknya,
kejahatan yang dilakukan untuk orang lain, cepat atau lambat akan menampar diri
sendiri, siap tidak siap.
Tanya pada teman dekatku yang tahu aku, tak sedikitpun ku sempatkan waktu untuk membenci orang, apalagi berlarut-larut. Selalu ku ingat sifat baiknya apabila muncul rasa kesal dan jemu, namun hanya pada namanya, susah sekali untuk kutemukan kebaikan walau hanya satu. Dan, tulisan ini jauh sekali dari niat ingin menebar kebencian, karena walau hanya sebatas huruf, tak rela kudedikasikan untuknya, jangan pernah berkhayal. Tulisan ini bermaksud untuk menyadarkan wanita-wanita berharga dimanapun kalian berada untuk terus berusaha dan berdoa menjauhkan diri dari lelaki modal rayuan sampah seperti ini, kalaupun pernah tergoda, menjauhlah, tinggalkanlah dan berdoalah agar Allah jauhkan dari dirinya. Sampai kapan wanita harus menjadi objek permainan kata dan gombalan palsu? Wanita bukan manusia yang rendah dan wanita berharga tidak layak untuk itu, lelaki tak berhati tak layak dibukakan pintu baginya untuk masuk ke hati.
*Untuk puisi cintamu yang sempat mampir di kantong
merah jambu, kata2 yang busuk dan kini telah jadi abu, kau pikir prosamu
terindah sedunia? nyatanya tak setitikpun ada maknanya. Walau mengemis kau lewat
cara dan kode basimu, tak sudi aku mem pc mu.
Rasa rasanya kalau mendeskripsikan sampah tidak ada habisnya ya. Busuknya pasti tercium cepat atau lambat
ReplyDeletehaha setujuuuu, btw terimakasih suah mampir :)
ReplyDelete