After a very long time, I feel like I need to clean up the dust that stick on this blog after a very busy months recently. A very busy months where the owner of this blog is struggle really really hard to catch up her dreams, fighting alone during the thick and thin, try to tidy up her schedule, need to be care with everything then end up with sleepless, messy room, post-it cards in her working table, weight loss, acne (but still beautiful, yeah self confident comes first *cheers), fatigue, and this neglected blog. And also, I would like to say sorry for some of the previous posts that been deleted, no specific reasons, just want to make the posts still under a particular theme, in tune. This idea actually has long been buried. For sure, I'm not that type of person who got the outstanding ability to analyze something under the scientific reasons. But, in certain social phenomenon, I have some point of view. Well, lately I feel like I need to give some comment
Masih jelas sekali kenangan dulu, kelas 5 SD, saya pernah menampar seorang teman lelaki, karena dia bercanda dengan cara menghalang2i jalan saya ketika hendak pulang ke rumah. Singkatnya, dari dulu saya memang agak sensitif dengan lelaki2 sampah yang suka genit ke cewek-cewek, lelaki yang tidak menghargai dan menghormati wanita sedikitpun. Hingga saya beranjak dewasa, saya sangat sensitif dan marah jika mendengar kasus wanita dibunuh, dianiaya, dilecehkan, atau diselingkuhi. Bagi saya, lelaki sampah macam ini tidak layak untuk menginjak dunia yang dari maha Pencipta saja, sudah diperintahkan untuk memuliakan, meghargai dan menghormati kaum hawa, terbukti dari dijaminnya surga untuk 4 wanita (Khadijah, Fatimah, Asiah, Maryam). Mari mempersempit pembahasan ini dengan contoh kecil saja. Beberapa hari yang lalu saya mem post tentang suatu hal berbau against seseorang yang saya tahu betul kerjaannya hanyalah merayu wanita, seolah dimana dia berpijak disitu dilemparkannya rayuan2